PENGEMBANGAN RPP
SAINTIFIK
UNTUK KURIKULUM 2006
Murwati Widiani, M.Hum.
Pengawas Sekolah
Dinas Dikpora Kabupaten Sleman
SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN, SLEMAN
15 SEPTEMBER 2016
A.
Pendahuluan
Pendahuluan
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelejaran (RPP) merupakan kegiatan yang
harus dilakukan guru. Kegiatan ini sudah diamanatkan
oleh Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan Pemerintah (PP) 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) dan PP 32 tahun 2013 tentang Perubahan PP 19. Salah satu di antara 8 SNP
adalah Standar Proses. Dalam standar
proses diisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan
perencanaan pembelajaran. Kebijakan ini kemudian dipertegas dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses, yang mensyaratkan pendidik untuk mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Setelah muncul Kurikulum 2013, kegiatan ini
pun tetap menjadi kewajiban guru sebagaimana tertuang dalam Permendikbud Nomor
65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Permendikbud 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum, dan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan terakhir pada Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan. Dengan
demikian, setiap guru berkewajiban menyusun RPP, apa
pun kurikulumnya.
Jika ingin melaksanakan pembelajaran dengan lancar dan sukses, seorang guru
harus mengawalinya dengan menyusun RPP yang lengkap dan baik. Dalam pengembangan RPP, guru
dapat merancang dan mempersiapkan materi/bahan ajar, metode, media, dan
penilaian sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. RPP
yang baik disesuaikan dengan kondisi peserta didik, sekolah, dan lingkungan
belajar.
Kenyataan yang terjadi di sekolah-sekolah, belum semua guru mampu dan mau
mengembangkan RPP dengan lengkap dan sistematis. Selain itu, secara umum
berdasarkan temuan supervisi dapat disimpulkan bahwa (1) sebagian guru belum mengembangkan
RPP secara mandiri, atau baru meng-copy
paste dari RPP yang sudah beredar, tanpa adaptasi; (2) rumusan tujuan
pada RPP baru menggambarkan hasil, belum menggambarkan proses; (3) ada komponen RPP yang belum
lengkap, misalnya komponen materi/bahan ajar dan komponen
penilaian. (4) sebagian RPP yang dimiliki guru
belum ditandatangani guru yang bersangkutan dan atau belum disahkan oleh kepala
sekolah, bahkan belum di-print; dan (4) sebagian besar RPP belum digunakan sebagai pedoman dalam mengajar.
Untuk mempersiapkan para guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013 pada masa
mendatang, perlu diterapkan pendekatan yang dapat mengaktifkan peserta didik.
Salah satunya adalah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik yang merupakan salah
satu ciri khas Kurikulum 2013 saat muncul dharapkan mampu memfasilitasi peserta
didik untuk belajar aktif, kreatif, dan pembelajaran berpusat pada peserta
didik.
Bagaimanakah membuat RPP dengan langkah-langkah saintifik? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut perlu dipelajari beberapa hal: (1) Konsep Pembelajaran Saintifik;
(2) Kaitan Langkah-Langkah Saintifik Kurikulum 2013 dengan EEK pada Kurikulum
2006; (3) Langkah-Langkah Pengembangan RPP Saintifik
untuk Kurikulum 2006.
B.
Konsep
Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.
Pendektan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan
materi pembelajaran melalui berbagai kegiatan, yaitu mengamati, menanya,
mengeksplor/mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Kelima
kegiatan ini sering disingkat dengan istilah 5M. Adapun uraian secara
konseptual adalah sebagai berikut.
1.
Mengamati
bertujuan
agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan
mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak disesuaikan
dengan karkteristik Kompetensi yang harus dicapai peserta didik.
2.
Menanya dilakukan
agar peserta didik dapat membangun pengetahuannya secara faktual, konseptual,
dan prosedural, tentang suatu hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif.
Dengan demikian, peserta didik memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher thingking skills). Proses menanya
dapat dilakukan melalui kegiatan diksusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas.
3.
Mengeksplor/mengumpulkan
informasi, atau mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan
peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan berkomunikasi.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui membaca, mengamati aktivitas, kejadian
atau objek tertentu, memperoleh informasi, mengolah data, dan menyajikan
hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau gambar.
4.
Mengasosiasi
dapat
dilakukan peserta didik melalui berbagai aktivitas antara lain menganalisis
data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/ mengestimasi.
5.
Mengomunikasikan
adalah
sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan,
gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik
mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta
kreasi peserta didik melalui presentasi,
membuat laporan, dan/atau unjuk kerja.
Model
pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik adalah model
pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based
Learning), Discovery (Discovery
Learning), pembelajaran berbasis projek
(Project Based Learning), dan pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).
Penjelasan lebih lanjut mengenai keempat model pembelajaran tersebut
adalah:
1.
Model Inquiry Learning
Model
pembelajaran inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran
matematika, tetapi mata pelajaran lain pun dapat
digunakan asal sesuai dengan karakteristik KD
atau materi pembelajarannya. Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:
a.
Observasi/mengamati berbagai
fenomena alam. Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik
bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
b.
Mengajukan
pertanyaan
tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan
menanya baik terhadap guru, teman, atau
melalui sumber yang lain.
c.
Mengajukan
dugaan
atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran
terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
d.
Mengumpulkan
data
yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga pada
kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi
dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu
kesimpulan.
e.
Merumuskan
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan
atau menyajikan hasil temuannya.
2. Model
Discovery Learning.
a.
Stimulation (memberi
stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan,
atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang
akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual
melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
b.
Problem
Statement
(mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta didik diharuskan
menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini
peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya,
mencari informasi, dan merumuskan masalah.
c.
Data
Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik
diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan
data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan
masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan
kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan
berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami
kegagalan.
d.
Data
Processing
(mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk
mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk
diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih
keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
e.
Verification (memferifikasi).
Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan
hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada
teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media,
serta mengasosiasikannya sehingga
menjadi suatu kesimpulan.
f.
Generalization
(menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk
menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan
yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
3.
Problem Based Learning
Model
pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut.
a.
Mengorientasi peserta didik pada masalah.
Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati
masalah yang menjadi objek pembelajaran.
b.
Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Pengorganisasian
pembelajaran salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap
malasalah kajian.
c.
Membimbing penyelidikan mandiri dan
kelompok. Pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau
menyelesaikan masalah yang dikaji.
d.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai
data lain dari berbagai sumber.
e.
Analisis dan evaluasi proses pemecahan
masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada,
selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
4.
Project Based Learning
Model
pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi
dan memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing peserta didik dalam
sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali
konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya,
dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Langkah
pembelajaran dalam project based learning
adalah sebagai berikut.
1.
Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek.
Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena
yang ada.
2.
Mendesain perencanaan proyek. Sebagai
langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek
bisa melalui percobaan.
3.
Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari
sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai
dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
4.
Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek.
Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta
didik mengevaluasi proyek yang
sedang dikerjakan.
5.
Menyuji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan
dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
6.
Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini
dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan
sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau
mata pelajaran lain.
Selain keempat model pembelajaran tersebut, guru dapat mengembangkan
model lainnya yang sesuai dengan 5M (langkah-langkah saintifik) atau pendekatan
pembelajaran aktif.
C. Kaitan Langkah Saintifik Kurikulum 2013 dengan EEK pada Kurikulum 2006
Untuk mengetahui kaitan langkah
saintifik dengan langkah Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK) pada
Kurukulum 2006, perlu dipahami terlebih dahulu tentang EEK.
Sesuai dengan Standar Proses (Permendiknas Nomor 41 Tahun
2007) kegiatan inti pada proses pembelajaran menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi (EEK).
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
(MENGAMATI, MENANYA)
b. menggunakan beragam pendekatan, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
c. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; (MENGUMPULKAN INFORMASI)
d. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
e. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, lapangan. (MENCOBA)
2. Elaborasi
Dalarn kegiatan elaborasi, guru:
a. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
(MENGASOSIASI)
b. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis; (MENGASOSIASI)
c.
memberi
kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa
takut; (MENGASOSIASI)
d. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; (MENGASOSIASI)
e. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
f.
memfasilitasi peserta didik membuat
laporan eksplorasi yang dilakukan, baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; (MENGOMUNIKASIKAN)
g.
memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan hasil
eksplorasi; kerja individual maupun kelompok; (MENGOMUNIKASIKAN)
h.
memfasilitasi
peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; (MENGOMUNIKASIKAN)
i.
memfasilitasi
peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
c. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
d. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
1) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar;
2) membantu menyelesaikan masalah;
3) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
4) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Dari uraian tersebut, dapat
dikatakan kegiatan EEK sudah masuk ke dalam langkah 5M dalam langkah saintifik.
Lihat keterangan dalam kurung yang menggunakan huruf kapital. Bahkan ada
kelebihan dalam EEK jika dicermati. Dalam EEK ada kegiatan konfirmasi yang
sebenarnya sangat bermanfaat untuk memantapkan peserta didik dalam belajar.
Jadi, EEK berkaitan atau sejalan dengan langkah saintifik. Dengan kata lain,
jika seorang guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan langkah EEK, artinya
guru tersebut sebenarnya sudah melaksanakan langkah-langkah saintifik atau
melaksanakan pembelajaran aktif.
D. Langkah-Langkah Pengembangan RPP Saintifik untuk Materi Kurikulum 2006
Langkah-langkah pengembangan RPP saintifik adalah sebagai berikut.
1.
Mencantumkan Identitas RPP
Identitas RPP menurut Standar Proses Kurikulum 2006 terdiri atas: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.
Hal
yang perlu diperhatikan adalah:
a. RPP disusun maksimal untuk satu Kompetensi Dasar.
b. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus.
c. Indikator merupakan:
1) ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa
peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
2) penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3) dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan,
dan potensi daerah.
4) rumusannya menggunakan kata kerja operasional yang terukur atau dapat diobservasi.
5) digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
d. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar,
dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit).
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran harus
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta
didik sesuai dengan kompetensi dasar. Output ditentukan dari satu paket kegiatan pembelajaran. Misalnya, untuk kegiatan pembelajaran: ”Peserta didik mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia”.
Maka tujuan pembelajaran yang dirumuskan, boleh salah satu atau keseluruhan
tujuan pembelajaran, misalnya: Melalui kegiatan diskusi dan penugasan, peserta didik dapat:
a. mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
b. menyebutkan bagian-bagian jantung.
c. merespons dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman
sekelasnya.
d. mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan
oleh guru.
Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu)
pertemuan, tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan sehingga
tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
3. Menetukan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran memuat fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
Penetapan materi pembelajaran mengacu dari indikator.
Contoh:
Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Materi pembelajaran: Ciri-Ciri Kehidupan: nutrisi, bergerak,
bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.
4. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi
dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung
pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
Karena itu, pada bagian ini cantumkan pendekatan
pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran
peserta didik:
a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses,
kontekstual, pembelajaran langsung, saintifik,
dan sebagainya.
b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya
jawab, e-learning dan sebagainya.
5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus disusun langkah-langkah kegiatan pada setiap pertemuan. Langkah-langkah kegiatan
memuat unsur kegiatan pendahuluan/ pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap
unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Kegiatan Pendahuluan
1) Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dipelajari, dengan cara
menunjukkan benda yang menarik, memberikan ilustrasi, membaca berita di surat
kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.
2) Apersepsi:
memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan
diajarkan (melalui tanya jawab, cerita).
3) Motivasi: memberikan
gambaran manfaat mempelajari KD yang akan
dipelajari, misalnya gempa bumi,
bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
4) Pemberian Acuan:
biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa
penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar (sesuai dengan rencana
langkah-langkah pembelajaran).
- Kegiatan Inti
Kegiatan inti berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta
didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work)
masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta
didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan
pembelajaran dan indikator.
Pada kegiatan inti ini, padukan
langkah-langkah saintifik dengan langkah EEK. Misalnya:
1) Eksplorasi (Mengamati, Menanya, Menggali
Informasi)
a)
Peserta didik mencari informasi tentang topik/tema materi yang akan dipelajari melalui membaca (mengamati video,
mendengarkan, dll);
b)
Melalui kerja kelompok, peserta
didik bertanya jawab tentang hal yang
diamati;
c)
Peserta didik dalam kelompok
mengumpulkan informasi tentang materi yang dipelajari dengan memanfaatkan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya;
d) Peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium, studio,
lapangan, sesuai dengan KD yang dipelajari
atau mengerjakan tugas sesuai dengan KD.
2) Elaborasi (Mengasosiasi, Mengomunikasikan)
a)
Peserta didik mengerjakan tugas ... (sesuai dengan
KD);
b)
Peserta didik berdiskusi dan menulis hasil diskusi untuk saling memunculkan gagasan baru, baik secara lisan maupun tertulis;
c) Peserta didik mencoba mengerjakan di papan tulis, laptop, atau kertas
tentang tugas yang dikerjakannya;
d) Peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan;
e) Peserta didik menyajikan hasil eksplorasi melalui presentasi kelompok;
f) Peserta didik menyerahkan produk belajar tentang
... untuk dipajang di kelas, majalah dinding,
dsb.;
3)
Konfirmasi
a) Peserta didik menerima umpan balik positif dan
penguatan dari guru;
b) Peserta didik menerima konfirmasi hasil
eksplorasi dan elaborasi dari guru melalui
berbagai sumber,
c) Peserta didik
melakukan refleksi dengan bimbingan guru;
d) Peserta didik bertanya dan menerima jawaban dari guru tentang kesulitan
yang dialami dalam belajar;
e) Peserta didik menyelesaikan masalah yang muncul atas bantuan guru;
f) Peserta didik menerima acuan daru guru untuk mengecek hasil eksplorasi;
g) Peserta didik menerima motivasi dari guru untuk belajar
lebih aktif.
- Kegiatan Penutup
A. Bersama-sama dengan peserta didik, guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
B. Guru melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
C. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
D. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut atau memberikan tugas sesuai dengan KD yang dipelajari;
E.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
6.
Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada
dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan,
media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih
operasional dan langsung dinyatakan jenis bahan ajar yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus
dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang
sebenarnya.
Jika menggunakan buku, harus ditulis pengarang, tahun terbit, judul buku, kota dan tahun terbit, serta halaman yang diacu. Jika
menggunakan bahan ajar berbasis ICT, harus ditulis nama file, folder
penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website
yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.
7.
Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan menjadi teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai. Jika
instrumen yang dipakai berupa tes, kisi-kisi soal, soal tes, kunci jawaban, dan
pedoman penilaian harus dicantumkan dalam RPP atau terlampir
pada RPP.
Contoh RPP Kurikulum 2006 dengan langkah
pembelajaran saintifik dapat dilihat pada lampiran. Silakan dicermati.
|
Tugas mandiri peserta workshop:
Buatlah RPP semester gasal
dengan langkah saintifik secara lengkap dan sistematis.
|
E. Penutup
Mengembangkan RPP saintifik sebenarnya sama dengan mengembangkan RPP dengan langkah-langkah
EEK. Untuk membiasakan guru sebelum melaksanakan Kurikulum 2013, guru perlu
mengembangkan RPP saintifik atau pembelajaran aktif dan melaksanakannya.
RPP yang disusun secara
memadai, sistematis, dan lengkap akan sangat membantu guru dalam kelancaran
proses pembelajaran di kelas. Melaksanakan pembelajaran yang telah dirancang
dengan baik tentu akan lebih menarik dan lebih berkualitas daripada pembelajaran
yang tidak dirancang. Dengan pembelajaran yang menarik dan berkualitas, siswa
akan lebih memiliki peluang untuk menguasai kompetensi yang telah ditargetkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keberhasilan
belajar siswa sebenarnya diawali dari kesiapan guru dalam merancang dan
menyiapkan pembelajaran yang berkualitas.
Motto yang dapat kita sepakati bersama untuk kegiatan merancang dan
melaksanakan pembelajaran adalah ”MENULIS APA YANG AKAN DILAKUKAN DAN MELAKUKAN
APA YANG TELAH DITULIS”. Dengan demikian, tidak ada lagi guru yang memiliki RPP
”hanya untuk pajangan”.
SUMBER BACAAN
Akhmad Sudrajat. 2013. Pendekatan
Saintifik/Ilmiah dalam Pembelajaran. www.akhmadsudrajat. wordpress.com.
Diakses Tanggal 25 Mei 2015.
Depdiknas.
2008. Pengembangan RPP. Direktorat
Pembinaan SMA.
Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Permendiknas 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Undang-Undang
RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
|
LAMPIRAN:
CONTOH RPP
|
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Sekolah :
SMA ........
Mata
Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : X/1
Alokasi
Waktu : 4 x 45 menit (2 Pertemuan)
Standar Kompetensi :
2.
Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen.
Kompetensi
dasar :
2.1.
Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi.
A.
Indikator:
·
Mendeskripsikan
perilaku konsumen
·
Menyebutkan
faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen
·
Mendeskripsikan
perilaku produsen
·
Mendeskripsikan
teori perilaku konsumen dan produsen ( tabel dan grafik).
Karakter:
·
Disiplin
·
Berani
B.
Tujuan
Pembelajaran:
Pertemuan pertama
1. Dengan mengamati gambar/video yang ditayangkan, peserta didik
dapat mendeskripsikan perilaku konsumen.
2. Dengan berani berpendapat dalam
diskusi, peserta didik dapat merumuskan pertanyaan
tentang perilaku konsumen yang mereka amati.
3. Dengan berani berpendapat dalam
diskusi, peserta didik dapat mengumpulkan informasi tentang perilaku konsumen yang
rasional.
4. Dengan berani berpendapat dalam
diskusi, peserta didik dapat mengolah informasi tentang faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi.
5. Dengan percaya diri, peserta didik
dapat mengkomunikasikan hasil diskusi tentang perilaku konsumen dan faktor yang memengaruhinya.
Pertemuan kedua
1. Dengan mengamati gambar/video yang ditayangkan, peserta didik
dapat mendeskripsikan perilaku produsen.
2. Dengan berani berpendapat dalam
diskusi, peserta didik dapat merumuskan pertanyaan
tentang perilaku produsen yang mereka amati.
3. Dengan berani berpendapat dalam
diskusi, peserta didik dapat mengumpulkan informasi tentang teori perilaku konsumen
dan produsen.
4. Dengan berani berpendapat dalam
diskusi, peserta didik dapat mengolah informasi tentang teori perilaku konsumen dan produsen.
5. Dengan percaya diri, peserta didik
dapat mengkomunikasikan hasil diskusi tentang perilaku produsen dan teori perilaku
produsen
C.
Materi
Pembelajaran :
- Perilaku Konsumen
Setiap
konsumen akan berusaha menggunakan uang secara cermat dan hemat dengan cara:
a. Memprioritaskan kebutuhan
yang paling utama.
b. Menyesuaikan pengeluaran
dengan penghasilan yang diterima.
c. Tidak memaksakan membeli
barang karena harga diri.
d. Menghindari
sifat boros dengan membeli barang-barang diluar rencana.
e. Tidak
mudah terpengaruh oleh hasrat konsumsi dengan lingkunganya.
f.
Memperhatikan harga dan kwalitas barang yang akan dibeli.
Bila dilihat dari pertimbangan rasional/akal sehat, perilaku konsumen dibedakan menjadi dua:
a. Perilaku
konsumsi rasional
Perilaku
konsumen rasional adalah perilaku konsumen yang didasari pertimbangan rasional
(nalar) dalam mengkonsumsi suatu produk
b. Perilaku konsumsi tidak rasional ( irasional )
Sebuah tindakan tidak rasional bila konsumen membeli barang tanpa
pertimbangan yang baik.Rasional
tidaknya seorang konsumen dalam melakukan konsumsi sangat dipengaruhi oleh:
1) Tingkat pendidikan
2) Tingkat kedewasaan/Kematangan emosional.
- Faktor-Faktor
yang mempengaruhi konsumsi :
a. Faktor
Internal:
1) Pendapatan
2) Motivasi
3) Sikap dan
kepribadian
4) Selera
b. Faktor
Eksternal
1) Kebudayaan
2) Status
sosial
3) Harga
barang
Teori perilaku konsumen :
a. Menurut Engel (sarjana ekonomi Jerman) :
Menyatakan “Semakin kecil pendapatan semakin besar
bagian pendapatan itu ditujukan untuk
konsumsi dan sebaliknya semakin besar pendapatan semakin besar bagian dari
pendapatan itu ditujukan untuk tabungan”.
b.
Menurut Keynes :
Jika dikaitkan dengan pendapatan, konsumsi adalah bagian pendapatan yang
dibelanjakan untuk konsumsi. Sedangkan
tabungan adalah bagian pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan oleh
karena itu besar pendapatan sama dengan besar konsumsi ditambah besar tabungan.
Bisa ditulis
Y=C+S
∆Y =∆ C+ ∆ S
Untuk menerangkan perilaku konsumen dalam
memaksimalkan kepuasan dikenal dua pendekatan :
a. Pendekatan nilai guna ( pendekatan kardinal )
Dalam pendekatan cardinal dikenal dua istilah:
1) Nilaiguna total dan
2) Nilaiguna marginal
b. Pendekatan kurva indeferen (pendekatan ordinal )
- Perilaku
produsen.
Perilaku produsen sering kali disebut teori produksi.Teori produksi
menggambarkan perilaku produsen dalam memproduksi barang /jasa. Teori produksi
yang sederhana menggambarkan keterkaitan antara jumlah produksi dan factor
produksi yang digunakan dalam proses
produksi.Atau dengan kata lain ,teori produksi memuat penjelasan mengenai
dinamika hubungan antara input dan output produksi.
Produksi marginal /Marginal produc (MP)
Produksi marginal adalah Tambahan hasil akibat tambahan satu unit faktor produksi.
MP = 
Average Produc/Pruduksi rata-rata (AP)
Rata-rata produksi diperoleh dari total produksi dibagi jumlah tenaga
kerja.
Rumus
menghitung TP:
TP =
Keterangan:
TP = Total produksi (total production)
L = Tenaga kerja (labour)
MP = Produksi marjinal( marginal production)
AP = Produksi rata-rata
∆ = Selisih atau perubahan
Hukum produksi marginal yang semakin menurun/ the
low of diminishing marginal return di
kemukakan oleh D. Ricardo,dalam hukum
ini dikatakan, apabila faktor produksi tenaga kerja ditambah terus menerus sebanyak unit
tertentu, pada mulanya total unit produksi akan
semakin meningkat. Akan tetapi setelah produksi
mencapai produk tertentu, produksi marjinal /tambahan produksi
akan semakin menurun hingga akhirnya akan mencapai titik negatif.
D. Pendekatan
dan Metode Pembelajaran:
1. Pendekatan : saintifik
2. Metode : diskusi
3. Model : problem solving
E.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama (2x 45 menit):
1.
Pendahuluan
( 10 menit) :
a. Pendidik memulai pembelajaran dengan berdoa,
mengecek kehadiran, dan menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
b. Apersepsi:Guru mendiskusikan materi yang telah
dipelajari tentang nilai/manfaat barang.
c. Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pembelajaran hari ini yaitu untuk mempelajari perilaku konsumen
dan faktor-faktor
yang memengaruhi konsumsi. Teknik penilaian yang akan digunakan, yaitu observasi dan tes tertulis.
d. Guru menyampaikan cakupan materi, rancangan kegiatan, dan teknik penilaian yang akan dilakukan.
e. Motivasi: Guru memotivasi peserta didik dengan menyebutkan manfaat
mempelajari perilaku konsumen dan faktor
yang memengaruhinya agar menjadi konsumen yang rasional.
2.
Kegiatan
Inti (70 menit)
a.
Pendidik menyampaikan mekanisme pembelajaran pada pertemuan kali ini.
b.
Pendidik
membagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok yang terdiri atas 4 anak.
Eksplorasi (mengamati, menanya, dan
mengumpulkan data)
a. Peserta
didik mengamati video/gambar yang ditayangkan, kemudian bersama dengan teman satu kelompok mendiskusikan permasalahan
video/gambar tersebut.
b.
Setelah melakukan pengamatan, peserta didik
termotivasi untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal dari kegiatan pengamatan.
Misal, mengapa konsumen membeli barang yang didiskon padahal tidak ada rencana
untuk membeli.
c.
Secara berkelompok, peserta didik mengumpulkan
informasi/ data dengan membaca buku teks pelajaran, penelusuran internet untuk mengumpulkan data tentang perilaku konsumen yang merekadapatkan.
Elaborasi
(Mengasosiasi,
mengkomunikasikan)
a. Secara berkelompok peserta didik menganalisis data
dan informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab
penyelesaian
kasus yang dihadapi melalui diskusi dan membuat laporan hasil diskusi.
b. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
c. Ketika
kegiatan diskusi, peserta didik dalamsatukelompokmenanggapi penjelasanpeserta
didik yang menjelaskan.
d. Pendidik mengawasi dan membimbing proses diskusi.
Konfirmasi:
a. Pendidik memberikan umpan balik yang positif/ pujian dari hasil presentasi
yang diberikan peserta didik.
b. Pendidik memberi rujukan untuk bereksplorasi lebih jauh
c. Pendidik memberikan penguatan hasil kerja kelompok dari berbagai sumber
d. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap
materi yang sudah dipelajari
e. Pendidik membentu memecahkan kesulitan siswa
f. Guru memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif
3. Penutup
(10 menit)
a.
Guru
dan peserta didik menyimpulkan tentang perilaku konsumen dan produsen.
b.
Post
tes tentang pengertian perilaku konsumen dan produsen.
c.
Guru
mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.
d.
Guru
dan peserta didik melakukan do’a dan salam
F.
Media,
Alat, Sumber Pembelajaran:
1. Media: Gambar/video, kartu tugas
2. Alat: papan tulis, LCD, dan laptop
3.
Sumber
Belajar :
a.
Dra. Hj.Sukwiaty, Drs. H. Sudiman Jamal, Drs. Slamet Sukamto.2003.
Buku Ekonomi Kelas X. Jakarta: Balai Pustaka, Cerakan Pertama.
b.
Ritonga dkk. 2000. Pelajaran Ekonomi 1. Jakarta: Erlangga.
c.
MGMP Ekonomi Kabupaten Sleman. 2009. Modul Ekonomi Untuk Klas X SMA.
d.
Buku ekonomi yang relevan
e.
Internet.
G.
Penilaian :
1.
Pengetahuan
Pertemuan pertama
a. Teknik
Penilaian : Tes Tulis
b. Bentuk
Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi
:
|
No
|
Indikator
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Butir Instrumen
|
Kunci
jawaban
|
|
1.
|
2.1. Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dalam kegiatan ekonomi.
|
Tes tertulis
|
uraian
|
No. 1-2 (lampiran 2.1)
|
Kunci
terlampir
|
Jawablah
dengan tepat dan benar!
|
No
|
Soal
|
Bobot
Skor
|
Pedoman
Penskoran
|
Skor
|
|
1
|
Jelaskan Pengertian
Perilaku Konsumen dan Produsen!
|
20
|
Jawaban lengkap dan benar seluruhnya
|
16-20
|
|
Jawaban lengkap dan benar sebagian besar
|
11-15
|
|||
|
Jawaban lengkap dan benar sebagian kecil.
|
4-10
|
|||
|
Jawaban salah
|
1-3
|
|||
|
2
|
Jelaskan
faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen!
|
80
|
Jawaban lengkap dan benar seluruhnya
|
71-80
|
|
Jawaban lengkap dan benar sebagian besar
|
51-70
|
|||
|
Jawaban lengkap dan benar sebagian kecil.
|
31-50
|
|||
|
Jawaban salah
|
1-30
|
|||
|
Total
Skor
|
100
|
|
|
|
Pedoman
Penilaian :
Kunci Jawaban
- Perilaku
konsumen adalah merupakan kegiatan konsumen dalam mengkonsumsi suatu
barang dan jasa yang bertujuan untuk memaksimalkan kepuasannya (utilitas).
Kepuasan adalah suatu keadaan yang mencerminkan kebutuhan, keinginan, dan
harapan konsumen dapat terpenuhi melalui barang dan jasa yang dikonsumsi.
Sedangkan Perilaku produsen adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh pelaku ekonomi dalam hal ini produsen untuk memproduksi barang dan
jasa atau menambah daya guna suatu barang
bagi pemenuhan kebutuhan manusia.
- Terdapat dua
pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen, yaitu :
a. Pendekatan
Kardinal
Menurut
pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan
(misalnya uang). Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan
kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya dan nilai kepuasan akan
sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan.
b. Pendekatan
Ordinal
Didalam
Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk
diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam
teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi
2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama.
2. Kompetensi
keterampilan
a.
Teknik
: Praktik
b.
Bentuk
instrumen : check list
c.
Kisi-kisi
:
|
No
|
Indikator
|
Teknik
Penilaian
|
Butir
Instrumen
|
|
1
2
|
4.3.1 Melakukan hasil
presentasi analisis hubungan pelaku ekonomi.
4.3.2 Melakukan hasil
presentasi analisis perilaku konsumen dan produsen.
|
Praktik
|
1
1
|
Instrumen : lihat lampiran
Sleman, 20 Juli
2016
Mengetahui Guru Mapel Ekonomi,
Kepala
SMA .....................
............................................ .......................................
NIP NIP

Tidak ada komentar:
Posting Komentar