MERANCANG LESSON
STUDY
Murwati
Widiani
Lesson Study merupakan suatu
pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru secara
kolaboratif, dengan langkah-langkah pokok merancang pembelajaran untuk mencapai
tujuan, melaksanakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran tersebut,
serta melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji tersebut
untuk bahan penyempurnaan dalam rencana pembelajaran berikutnya https://areknerut.wordpress.com/2013.
Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa lesson study sebenarnya mirip dengan penelitian tindakan kelas
kolaborasi atau Collabotarive Classroom
Action Research (CCAR). Bedanya, pada lesson
study semangat kolaborasinya lebih dominan. Lesson study dirancang dan dilaksanakan bersama oleh sekelompok
guru baik dalam satu sekolah maupun bersama guru dari sekolah lain. Selain itu,
fokus utama pelaksanaan lesson study adalah
aktivitas siswa di kelas, dengan asumsi bahwa aktivitas siswa tersebut terkait
dengan aktivitas guru selama mengajar di kelas. Adapun CCAR lebih difokuskan pada perubahan cara mengajar yang dilakukan
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada lesson study kedudukan antara guru yang mengajar dan pengamat sama,
sedangkan dalam CCAR guru yang
mengajar lebih memiliki kepentingan, sedangkan pengamat hanya berfungsi sebagai
kolaborator.
Para ahli menentukan jumlah tahapan dalam lesson study berbeda-beda.
Ada yang tiga tahap, yaitu plan, do, dan see (merancang,
melaksanakan, refleksi). Ada yang empat tahap, yang disingkat dengan PDCA (Plan-Do-Check-Act)
sebagaimana yang dikemukakan Slamet Mulyana
(http://liph-easy-learning.blogspot.co.id/2009). Bahkan ada yang enam tahap.
Dalam kegiatan lesson study ini, akan digunakan 4 tahap. Agar dapat
merancang lesson study guru harus
memahami konsep dan tahapan lesson study secara
menyeluruh.
Secara teknis, keempat tahap lesson study dapat dipaparkan sebagai
berikut.
1. Tahap
perencanaan (planning)
Tahap
perencanaan bertujuan untuk merancang pembelajaran agar berlangsung sebagaimana
yang dikehendaki tim. Misalnya pembelajaran aktif, menyenangkan, dan berpusat
pada siswa. Perencanaan ini tidak dilakukan sendiri, tetapi dilakukan secara
bersama-sama antara beberapa guru yang melakukan kolaborasi untuk memperkaya
ide-ide. Kerjasama ini tidak hanya dapat dilakukan oleh guru sesama mata
pelajaran dalam sekolah saja, tetapi dapat pula dilakukan dengan beberapa guru
dalam kelompok profesi guru tertentu seperti MGMP (Musyawarah Pengajar Mata
Pelajaran). Dapat juga tim lesson study
ini terdiri atas gabungan antara guru, kepala sekolah, dan pengawas. Dengan
demikian, terbentuk kolegalitas antara guru dengan guru, guru dengan kepala
sekolah atau pengawas, sehingga melalui kegiatan pertemuan dalam rangka
kegiatan Lesson study ini mereka dapat berbagi pengalaman dan
terbentukmutual learning (saling belajar).
Tahap
perencanaan ini diawali dengan melakukan identifikasi kebutuhan dan masalah
yang ada dalam proses pembelajaran. Kebutuhan dan permasalahan yang dapat
dianalisis dalam pembelajaran, antara lain: karakteristik materi pembelajaran, kompetensi
dasar, menyiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, karakteristik siswa
dan suasana kelas, metode/pendekatan pembelajaran, media, alat peraga, evaluasi
proses dan hasil belajar, dan sebagainya. Selanjutnya, secara bersama-sama anggota
tim mencari solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Solusi yang
telah dipilih selanjutnya diaplikasikan ke dalam suatu perangkat pembelajaran,
yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP harus
menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang sanggup
mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap
akhir pembelajaran.
2. Tahap
implementasi dan observasi pelaksanaan (do/action)
Pada tahapan
ini terdapat dua kegiatan utama yaitu:
a.
kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk
mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama.
b.
kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh
anggota atau komunitas Lesson study yang lainnya (guru, kepala
sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai
pengamat/observer). Dalam hal ini kepala sekolah dapat terlibat dalam
pengamatan pembelajaran dan sebagai pemandu kegiatan. Fokus pengamatan
ditujukan pada interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar, siswa
dengan guru, dan siswa dengan lingkungan yang terkait dengan empat kompetensi
guru.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap
pelaksanaan, di antaranya:
a.
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
telah disusun bersama.
b.
Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalamsetting yang
wajar dan alami, tidak dalam keadaanunderpressure yang disebabkan
adanya program Lesson study.
c.
Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap
interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya,
dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan
disusun bersama-sama.
d.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat
tidak diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu
konsentrasi guru maupun siswa.
e.
Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang
berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
f.
Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar
siswa selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi
siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan,
terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa.
Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang
tercantum dalam RPP. Agar pengamat mudah dalam mencatat aktivitas siswa secara
individual, upayakan semua siswa mengenakan label nama yang mudah dibaca,
misalnya dengan kalung di punggung.
g.
Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video
camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih
lanjut, namun kegiatan perekaman harus diupayakan tidak mengganggu proses
pembelajaran.
3. Tahap
refleksi (see)
Tahapan
ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta
berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti
seluruh peserta Lesson study yang dipandu oleh kepala sekolah
atau peserta lainnya yang ditunjuk. Pada tahap ini guru yang telah melakukan
pembelajaran diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesannya selama
melaksanakan pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun terhadap para siswa
yang dihadapinya. Selanjutnya, para observer (guru lain dan
pakar) menyampaikan komentar, saran dan pertanyaan menyangkut semua aspek
kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung yang didukung oleh bukti-bukti
yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan pendapatnya. Pada tahap
ini kepala sekolah dan pakar pembelajaran memberikan penghargaan(reward) dan
masukan-masukan kepada guru.
Hal yang
penting pada tahap ini adalah guru pelaksana pembelajaran mendapatkan
masukan-masukan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Adapun guru yang
menjadi observer dapat mencobakan model pembelajaran yang telah
dicontohkan oleh guru pelaksana pembelajaran. Berbagai pembicaraan yang
berkembang dalam tahap refleksi ini dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh
peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran.
4. Tahapan
Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil
refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan
penting untuk perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran
indiividual, maupun menajerial.
Pada tataran
individual, berbagai temuan dan masukan yang disampaikan dalam tahapan refleksi
menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun
observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik. Pada
tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai
peserta Lesson study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh
sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen
pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Dengan keterlibatan kepala sekolah
secara langsung dalam Lesson study, dia lebih dapat memahami masalah
yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran.
Adapun langkah riil
perencanaan lesson study di SMP Negeri 1
Ngemplak dapat dipaparkan sebagai berikut (disesuaikan dari Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lesson Study Universitas Negeri Malang,
(Online), (http://ppl.um.ac.id).
1. Membentuk tim lesson study
Tim sebaiknya terdiri atas 3 sampai 6 orang. Jika memungkinkan tiap tim
terdiri atas guru mata pelajaran yang sama atau serumpun. Namun jika tidak
memungkinkan, bisa dari mata pelajaran yang berbeda. Guru BK dapat dimasukkan
ke dalam tim mapel untuk diberi tugas sebagai pengamat atau petugas
dokumentasi. Kepala sekolah dimasukkan ke semua tim.
2. Menyusun
jadwal lesson study
Komponen jadwal meliputi waktu pelaksanaan, guru model (dapat disampaikan
dalam bentuk kode), kelas yang menjadi sasaran pelaksanaan lesson study, serta anggota tim yang akan menjadi
pengamat (guru lain, kepala sekolah, pengawas, dll.). Jadwal disusun
berdasarkan kesepakatan antaranggota tim. Contoh format jadwal dapat dilihat
pada Lampiran 1.
3. Merencanakan dan
menyusun perangkat pembelajaran (plan)
Perangkat pembelajaran yang disiapkan di sini meliputi rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran/alat peraga, dan alat
evaluasi. Perangkat pembelajaran disiapkan oleh tim secara berkelompok. Untuk
mempermudah, RPP dapat diambil atau diprakarsai oleh guru model, kemudian
didiskusikan dalam tim. Selanjutnya, hasil perencanaan ini dikonsultasikan
kepada kepala sekolah dan atau pengawas selaku pembimbing. Hasil konsultasi dan
revisi digunakan untuk memperbaiki RPP.
4. Menyiapkan
format-format, deskripsi tugas, serta tata tertib yang diperlukan pada
kegiatan lesson study
Format yang disiapkan meliputi format pengamatan, daftar hadir pengamat,
angket untuk siswa, tata tertib pelaksanaan. Format ini disusun untuk
mendokumentasikan segala kegiatan lesson study sehingga
dapat dilakukan refleksi yang akurat. Bahkan, akan lebih baik apabila posisi
siswa dan pengamat dalam kelas saat pelaksanaan lesson
study juga disiapkan sedemikian rupa pada tahap perencanaan
(lihat Lampiran 2, 3, 4, dan 5)
Setelah seluruh rangkaian kegiatan perencanaan diselesaiakan, seluruh
anggota tim dapat melaksanakan kegiatan do. Semua anggota tim melaksanakan kegiatan sesuai dengan perannya
masing-masing. Guru model melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dirancang
(Plan). Observer mengamati pelaksanaan pembelajaran.
Yang menjadi observer adalah guru yang tidak mengajar, kepala sekolah, dan/atau
pengawas. Proses pengamatan dilakukan dengan menggunakan format pengamatan yang
telah disiapkan, dengan memperhatikan tata tertib yang ada.
Setelah kegiatan
pembelajaran (do) dilaksanakan,
seluruh anggota tim mengadakan diskusi formal untuk membahas hasil pengamatan (see). Diskusi ini dipimpin oleh seorang
moderator dan dibantu oleh notulis. Refleksi diawali dengan memberikan
kesempatan guru model untuk menyampaikan kesan dan perasaannya sebelum, saat,
dan setelah mengajar. Refleksi guru dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran berikutnya bagi guru model, sekaligus sebagai refleksi diri bagi
pengamat. Fokus diskusi diarahkan terutama pada perilaku siswa, BUKAN
‘MENGADILI’ GURU MODEL.
Setelah refleksi dilaksanakan, guru model melakukan pengarsipan dalam satu portofolio.
Komponen portofolio yang diarsipkan meliputi (1) berita acara pelaksaan lesson study, (2) RPP dan perangkat pembelajaran
lainnya, (3) lembar pengamatan dari seluruh pengamat, (4) perolehan skor siswa
selama pelaksanaan lesson study, (5)
notulen hasil diskusi, serta (6) foto kegiatan pelaksanaan lesson study. Berkas portofolio nantinya dapat
dijadikan bahan penyusunan laporan.
Segera setelah rangkaian kegiatan plan-do-see
dilaksanakan, secara individu maupun institusi guru dan kepala sekolah akan
melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan temuan yang diperoleh. Guru model dan
guru observer akan melaksanakan pembelajaran yang lebih baik berdasarkan hasil
kegiatan lesson study. Kepala sekolah
akan membuat kebijakan atau melakukan tindakan manajerial sesuai dengan temuan,
misalnya merancang kegiatan workshop guru, mengalokasikan dana untuk membuat
alat peraga atau media pembelajaran, dan sebagainya. Dengan kegiatan tindak
lanjut ini diharapkan kualitas proses dan hasil pembelajaran berbagai mata
pelajaran akan meningkat. Output siswa juga akan bertambah baik dan
berkualitas.
Bahan Bacaan:
Tim Pengembang PPL (Universitas Negeri
Malang). 2010. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lesson Study
Universitas Negeri Malang, (Online), (http://ppl.um.ac.id/unduh/),
diakses 20 Januari 2018.
------ Langkah-Langkah
Pelaksanaan http://liph-easy-learning.blogspot.co.id/2009/06/
langkah-langkah-pelaksanaan-lesson.html. diakses 20 Januari 2018.
Jugyokenkyu. Lesson
Study. http://tulisanterkini.com/artikel/pendidikan/815-lesson-study-v15-815.html.
diakses 20 Januari
2018.
Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Lesson Study
|
No
|
Hari/Tanggal
|
Kelas
|
Jam Ke-
|
Kode Guru Pengajar
|
Kode Pengamat
|
|
1
|
Senin, 8 Feb. 2018
|
VII C
|
3-4
|
Ind 1
|
Ind 2, Ind 3, Sej 2, KS, Peng.
|
|
2
|
|||||
|
3
|
Keterangan:
Ind 1 = (nama guru 1 yang bertindak sebagai pengajar)
Ind 2 = (nama guru 2 dari mata pelajaran yang sama)
Ind 3 = (nama guru 3 dari mata pelajaran yang sama)
Sej 2 = (nama guru dari mata pelajaran lain, dalam hal ini Sejarah)
KS = (nama kepala sekolah)
Peng = (nama pengawas)
Lampiran 2a. Format Pengamatan
LEMBAR PENGAMATAN
Hari/Tanggal :
………………………………………………………………………………
Mata Pelajaran
: ………………………………………………………………………………
Kompetensi
Dasar :
………………………………………………………………………………
Metode
Pembelajaran :
………………………………………………………………………………
Guru
Pengajar
: ………………………………………………………………………………
Kelas
: ………………………………………………………………………………
Jam ke-
: ………………………………………………………………………………
1. Kapan siswa mulai aktif belajar?
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
2. Aktivitas apa saja dari siswa yang menunjukkan
perilaku aktif belajar?
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
3. Kapan siswa mulai tidak aktif belajar?
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
4. Aktivitas apa saja dari siswa yang menunjukkan
perilaku tidak aktif belajar?
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
5. Apa kelebihan guru saat proses pembelajaran yang layak
ditiru?
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
6. Pengalaman berharga apa yang dapat diperoleh dari
kegiatan pembelajaran ini?
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
Nama
pengamat : ………………………………
Lampiran 2b. Format Pengamatan (sebagai alternatif, pilih salah satu)
LEMBAR PENGAMATAN LESSON STUDY
PELAKSANAAN RESEARCH LESSON (DO)
Guru
model :
…………………………………………………………………..
Standar Kompetensi : ……………………………………………………………………
Kompetensi dasar :
…………………………………………………………………..
Konsep/Subkonsep : ……………………………………………………………………
|
Kejadian
|
Check
|
|
A. Kapan siswa mulai aktif belajar?
|
|
|
1. Pada awal pembelajaran
a. Siswa yang aktif
………………
b. Siswa aktif belajar
karena:
·
Ada fenomena menarik disajikan oleh guru?
·
Ada fenomena yang menimbulkan masalah?
·
Ada sebab lain:
c. Siswa yang aktif belajar tampak:
·
Mengajukan masalah/pertanyaan.
·
Mengemukakan pendapat/ide.
·
Menaruh perhatian dengan sungguh-sungguh.
|
semua/sebagian
ya/tidak
ya/tidak
……………………………………………
ya/tidak
ya/tidak
ya/tidak
|
|
2. Pada saat Kegiatan
Inti.
a. Siswa yang aktif
……………………
b. Siswa yang aktif
tampak:
|
semua/sebagian
ya/tidak
ya/tidak
ya/tidak
ya/tidak
ya/tidak
|
|
B. Kapan siswa tidak aktif?
|
|
|
1. Sejak Kegiatan Awal Pembelajaran?
a. Apa penyebabnya?
b. Tidak aktif, tampak:
|
………………………………………
Ya/tidak
Ya/tidak
………………………………………
|
|
2. Sejak Kegiatan Inti Pelajaran
a. Penyebabnya adalah:
……………………………
b. Tidak aktif, tampak:
|
………………………………………
Ya/tidak
Ya/tidak
Ya/tidak
|
|
3. Aspek pembelajaran
apa yang dapat dipetik manfaatnya bagi pengamat?
|
a. ………………………………………
b. ………………………………………
c. ………………………………………
|
|
4. Aspek pembelajaran
apa yang bagi pengamat tidak perlu ada, atau tidak bermanfaat?
|
a. …………………………………………
b. …………………………………………
c. ………………………………………….
|
Berikan catatan yang lain: …………………………………………………………………………………………
Lampiran 3. Format Daftar Hadir Pengamat
|
No.
|
Nama
|
Bidang Studi
|
Tanda Tangan
|
|
1
|
1.
|
||
|
2
|
2.
|
||
|
3
|
3.
|
||
|
4
|
4.
|
||
|
5
|
5.
|
||
|
6
|
6.
|
||
|
7
|
7.
|
Lampiran 4. Format Angket Siswa
|
Lampiran 5. Format Contoh Tata Tertib
TATA
TERTIB PENGAMAT
1. Masuk kelas bersamaan dengan guru pengajar.
2. Mengisi lembar pengamatan.
3. Sesama pengamat dilarang berbicara.
4. Dilarang berbicara dengan guru pengajar.
5. Dilarang berbicara dengan siswa.
6. Pengamatan terfokus pada kegiatan yang dilakukan
siswa.
7. Pengamatan terhadap guru dilakukan terkait dengan pengamatan
terhadap perilaku siswa di kelas.
8. Tidak meninggalkan kelas sebelum pelajaran berakhir.
9.
Tidak melakukan
kegiatan apapun yang berpotensi mengganggu proses belajar mengajar.
TATA TERTIB KEGIATAN REFLEKSI
1. Kegiatan refleksi dipimpin moderator.
2. Moderator membacakan hasil angket peserta didik.
3. Guru pengajar mendapat kesempatan pertama untuk
menyampaikan hasil refleksinya.
4. Pengamat lain menyampaikan hasil refleksi mereka
secara bergantian.
5. Refleksi pengamat tidak dimaksudkan untuk mengadili
guru, melainkan semata-mata diarahkan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru
berdasarkan perilaku siswa selama pelaksanaan lesson study.
6. Guru pengajar memberi tanggapan terhadap hasil
refleksi pengamat.
7. Moderator menarik kesimpulan dari seluruh hasil
refleksi tersebut.
Format hasil pengamatan diserahkan kepada guru
pengajar.
Keterangan: Pertanyaan dan
pernyataan dalam format pengamatan, format angket bagi siswa, serta format tata
tertib dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
|
TATA TERTIB NOTULEN
1.
Notulen
mencatat seluruh hasil refleksi guru pengajar maupun pengamat.
2.
Notulen
menyerahkan hasil kegiatan refleksi kepada guru pengajar.
|
3.
Notulen
menyerahkan seluruh arsip kegiatan lesson study kepada
ketua tim.
|
TATA TERTIB MODERATOR
1.
Moderator
membagi pengamat berdasarkan jumlah siswa / kelompok siswa.
2.
Moderator
memimpin kegiatan refleksi.
3.
Moderator membacakan
hasil angket peserta didik.
4.
Moderator
memberi kesempatan kepada guru pengajar untuk menyampaikan hasil refleksinya.
5.
Moderator
memberi kesempatan kepada pengamat lain untuk menyampaikan hasil refleksi
mereka secara bergantian.
6.
Moderator
memberi kesempatan kepada guru pengajar untuk memberi tanggapan.
7.
Moderator
menarik kesimpulan dari seluruh hasil refleksi tersebut.
|
8.
Moderator
mempersilakan pengamat untuk menyerahkan format hasil pengamatan kepada guru
pengajar.
Workshop Guru SMP Negeri 1 Ngemplak, 26 Januari 2018

Tidak ada komentar:
Posting Komentar