Pembelajaran Kreatif,Inovatif, dan Menyenangkan
Murwati Widiani
Pengawas SMP
Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman
MGMP Bahasa Indonesia MTs Kabupaten Sleman
21 November 2018
Ada sebait lagu yang dapat dikaitkan dengan teori pembelajaran:
Aku dengar,
aku lupa
Aku lihat,
aku ingat
Aku katakan,
aku mengerti
Aku lakukan,
aku bisa
(Tafsirkan maknanya)
PERNYATAAN CONFUCIUS:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
MEL SILBERMAN (2001) memperluas
pernyataan tersebut menjadi:
Apa yang
saya dengar, saya lupa
Apa yang
saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
Apa yang
saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan saya mulai paham
Apa yang
saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan
keterampilan
Apa yang
saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai
Pembelajaran dengan
Metode Saintifik (Panduan Pembelajaran SMP, 2016)
Pembelajaran yang terdiri atas kegiatan:
• mengamati (untuk
mengidentifikasi hal-hal yang ingin/perlu diketahui),
• menanya/ merumuskan
pertanyaan,
• mengumpulkan informasi dengan satu
atau lebih teknik,
• menalar/mengasosiasi
(menggunakan data/informasi untuk menjawab pertanyaan/menarik kesimpulan),
• mengomunikasikan
jawaban/kesimpulan.
• dilanjutkan
dengan kegiatan mencipta.
Prinsip-prinsip
Pembelajaran dengan Metode Saintifik
1. Berpusat
pada siswa (aktif secara fisik dan mental);
2. Membentuk student’s
self concept;
3. Menghindari
verbalisme;
4. Memberikan
kesempatan untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip;
5. Mendorong
terjadinya peningkatan kecakapan berpikir siswa;
6. Meningkatkan
motivasi belajar siswa;
7. Memberikan
kesempatan untuk melatih kemampuan komunikasi
8. Memungkinkan
adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi
siswa;
9. Melibatkan
keterampilan proses sains; dan
10. Melibatkan
proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual,
khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Contoh Penerapan
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar 3
(Pengetahuan)
3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan
dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah,
dan⁄atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.
Kompetensi Dasar 4
(Keterampilan )
4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan
dalam bentuk teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat
bersejarah, dan⁄atau suasana pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan
memperhatikan struktur, kebahasaan baik secara lisan maupun tulis.
Langkah
Kegiatan
Mengamati:
1.
Bersama
kelompok, siswa mencermati tabel contoh telaah struktur teks deskripsi.
2.
Siswa
mencermati beberapa contoh pendahuluan dan contoh pola pengembangan teks
deskripsi.
Menanya:
Siswa mengajukan
pertanyaan tentang variasi struktur teks (variasi/ragam pendahuluan teks, pola
pengembangan identifikasi, pola penutup.
Mengumpulkan
informasi:
Siwa membaca beragam
variasi identifikasi/pendahuluan, pengembangan rincian/deskripsi bagian, dan
penutup/kesan umum teks deskripsi.
Menalar/Mengasosiasi:
1. Siswa mendiskusikan ragam variasi
bagian-bagian teks deskripsi.
2.
Setiap
kelompok menuliskan hasil diskusi tentang variasi bagian-bagian teks deskripsi
pada kertas plano.
3.
Siswa
mencari kata bersinonim yang terdapat dalam teks deskripsi dengan membaca kamus
atau sumber lain untuk mengisi tabel sinonim.
4.
Siswa
berdiskusi menggali informasi dari berbagai sumber tentang prinsip penggunaan
kata: kata depan, kata penghubung, kata umum-khusus; kalimat majas, tanda
baca/ejaan)
5.
Siswa
menyimpulkan hasil diskusi dan dituliskan pada kertas plano.
Mengomunikasikan:
1.
Siswa
memajang hasil diskusi tentang telaah struktur teks deskripsi dan variasi pola
pengembangan bagian-bagian teks deskripsi.
2.
Masing-masing
kelompok saling kunjung karya sambil mengomentari ketepatan dan kekurangan
karya kelompok lain dengan menempelkan kertas foxcit berisi komentar.
Catatan:
Langkah-langkah
pada pembelajaran saintifik tidak harus selesai dilakukan untuk satu pertemuan.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN AKTIF,
KREATIF, INOVATIF
Inquiry/Discovery
Learning
Kegiatan
ini dimulai dari merumuskan pertanyaan (inquiry) dan dilanjutkan dengan
kegiatan menemukan atau menyingkap jawaban (discovery).
Langkah-langkah Inquiry/Discovery
Learning
|
Langkah
|
Deskripsi
|
|
Merumuskan pertanyaan
|
Merumuskan pertanyaan, masalah, atau topik yang akan
diselidiki
|
|
Merencanakan
|
Merencanakan prosedur pengumpulan dan analisis data
|
|
Mengumpulkan dan menganalisis data
|
Aktivitas:
1. Pengumpulan fakta atau data yang diperlukan,
2. Analisis data atau hasil
|
|
Menarik simpulan
|
Menarik simpulan-simpulan (jawaban atau penjelasan
ringkas)
|
|
Aplikasi dan tindak lanjut
|
Menerapkan hasil dan mengeksplorasi
pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk dicari jawabannya
|
Peran Guru dan Siswa dalam Inquiry/Discovery Learning
Dalam
Inquiry/Discovery Learning, guru lebih berperan sebagai fasilitator,
inspirator, pengarah, dan partisipan dalam merumuskan pertanyaan
dan menemukan jawaban. Namun demikian, pada saat yang tepat (terutama apabila
siswa belum terbiasa dengan metode ini) guru dapat memberi tahu, memberi
konfirmasi, dan memberi umpan balik.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada
identifikasi serta pemecahan masalah nyata, praktis, kontekstual, berbentuk
masalah yang strukturnya tidak jelas atau belum jelas solusinya (ill-structured)
atau open ended yang ada dalam kehidupan siswa sebagai titik sentral
kajian untuk dipecahkan melalui prosedur ilmiah dalam pembelajaran, yang
kegiatannya biasanya dilaksanakan secara berkelompok.
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based
Learning)
1.
Klarifikasi
permasalahan
2.
Brain
storming
3.
Pengumpulan
informasi dan data
4.
Berbagi
informasi dan berdiskusi untuk menemukan solusi pemecahan masalah
5.
Presentasi
hasil, penyelesaian masalah
6.
Refleksi
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)
•
Pembelajaran
Berbasis Proyek: pembelajaran yang menggunakan Proyek sebagai media untuk
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
•
Penekanan
pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas siswa untuk menghasilkan produk
dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat,
sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman
nyata.
•
Produk
yang dimaksud adalah hasil proyek berupa barang atau jasa dalam bentuk desain,
skema, karya tulis, karya seni, karya
teknologi/prakarya, dan lain-lain.
•
Melalui
penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek, siswa akan berlatih merencanakan,
melaksanakan kegiatan sesuai rencana dan menampilkan atau melaporkan hasil
kegiatan.
Langkah-langkah Pembelajaran
Berbasis Proyek
(Project Based Learning)
1.
Penentuan
proyek
2.
Perancangan
langkah-langkah penyelesaian proyek
3.
Penyusunan
jadwal (Create a Schedule)
4.
Penyelesaian
proyek dengan fasilitas dan monitor guru
5.
Penyusunan
laporan & presentasi/ publikasi hasil proyek
6.
Evaluasi
dan tindak lanjut proyek
Pembelajaran Pedagogi
Genre (Pembelajaran Bahasa Indonesia)
Alur utama model
pedagogi genre adalah dengan 4M:
1.
membangun
konteks
2.
menelaah
model
3.
mengonstruksi
terbimbing
4.
mengonstruksi
mandiri
Prinsip
Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia
1.
Pertama, bahasa merupakan kegiatan sosial.
Setiap komunikasi memiliki tujuan, konteks, dan audiens tertentu yang memerlukan pemilihan aspek
kebahasaan.
2.
Kedua, bahan pembelajaran yang digunakan
bersifat otentik. Bahan didapat dari media massa (cetak dan elektronik);
tulisan guru di kelas, produksi lisan dan tulis oleh peserta didik.
3.
Ketiga, proses pembelajaran menekankan
aktivitas peserta didik yang bermakna. Peserta didik mengalami proses belajar
yang efesien dan efektif secara mental dan eksperiensial.
4.
Keempat, dalam pembelajaran bahasa dan
sastra, dikembangkan budaya membaca dan menulis secara terpadu. Dalam satu
tahun membaca paling sedikit 4 buku (2 buku sastra dan 2 nonsastra) sehingga
setelah lulus telah membaca paling sedikit 12 buku.
Pembelajaran
Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif
memiliki lima variasi:
1. Student Teams Achievement Divisions (STAD),
2. Jigsaw,
3. Group Investigation,
4. Think Pair Share,
5.
Numbered Heads Together
Langkah-langkah
Pembelajaran Kooperatif
1.
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
2.
Menyajikan
informasi
3.
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
4.
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
5.
Melakukan
evaluasi
6.
Memberikan
penghargaan
Model Jigsaw
(1)
1.
Guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil
2.
Siswa dibagi ke dalam kelompok belajar kooperatif
3.
Membagi dalam bentuk kelompok-kelompok ahli
MODEL JIGSAW

Model Jigsaw
(2)
Langkah-langkah Pembelajaran
1.
Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2.
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang
ditugaskan
4.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari
bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka
5.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota
kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang
sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh
6.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.
Guru memberi evaluasi
8.
Penutup
Model
Pembelajaran Group Investigation (1)
Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan (Jacob, et al., 1996),
adalah:
1.
Siswa hendaknya aktif, learning by doing;
2.
Belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik;
3.
Pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetap;
4.
Kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan
minat siswa;
5.
Pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan
prinsip saling memahami dan saling menghormati satu sama lain, artinya prosedur
demokratis sangat penting;
6.
Kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia
nyata.
Model
Pembelajaran Group Investigation (2)
1.
Grouping - menetapkan
jumlah anggota kelompok, menentukan sumber, memilih topik, merumuskan
permasalahan
2.
Planning - menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaimana
mempelajari, siapa melakukan apa, apa tujuannya
3.
Investigation - saling
tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi,
menganalisis data, membuat inferensi
4.
Organizing - anggota kelompok menulis laporan, merencanakan
presentasi laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis
5.
Presenting - salah satu
kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan
pertanyaan atau tanggapan
6.
Evaluating -
masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing
berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi
pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan
pada pencapaian pemahaman
THINK PAIR AND SHARE (FRANK
LYMAN, 1985)
1.
Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang
ingin dicapai
2.
Peserta didik diminta untuk berpikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru
3.
Peserta didik diminta berpasangan dengan teman
sebelahnya (2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4.
Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
5.
Berawal dari kegiatan tersebut, guru
mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum
diungkapkan para peserta didik
6.
Guru memberi kesimpulan
7.
Penutup
Model Numbered
Heads Together (1)
•
dikembangkan
oleh Spencer Kagan (1992)
•
teknik
ini untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat
•
meningkatkan semangat kerja sama
•
digunakan pada
semua mapel
dan untuk semua tingkatan usia
Langkah-langkah
Pembelajaran
1.
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan tiap kelompok
mendapat nomor urut.
2.
Guru memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok mengerjakannya.
3.
Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar
dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
4.
Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang
dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
5.
Tanggapan dari kelompok yang lain
6.
Teknik Kepala Bernomor ini juga dapat dilanjutkan
untuk mengubah komposisi kelompok yang biasanya dan bergabung dengan
siswa-siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain.
|
Apa pun pendekatannya, modelnya,
metodenya, sebuah pembelajaran haruslah dikemas menjadi pembelajaran yang
menyenangkan.
|
Mengapa
harus menyenangkan?
•
Situasi
pembelajaran dalam kelas, agar efektif dan optimal penyerapannya oleh peserta
didik, harus menyenangkan.
•
Di
Indonesia, Joyfull learning disebut sebagai PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
(M. Gorky Sembiring, Menjadi Guru
Sejati, 2009: 62)
Guru dapat memanfaatkan
kelebihan yang dimiliki sekolah atau guru untuk mewujudkan pembelajaran
menyenangkan. Misalnya dengan BCM
•
Bermain
(menggunakan atau tanpa media)
•
Bercerita
•
Menyanyi
MEMBANGUN
KONTEKS (pada pembelajaran berbasis genre)
Ada berbagai cara
membangun konteks dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan KD atau
materi yang akan dipelajari
Misal:
Materi Teks Deskripsi
PEMANDANGAN (Lagu)
Memandang alam dari atas bukit
Sejauh pandang kulepaskan
Sungai tampak berliku
Sawah hijau terbentang
Bagai permadani di kaki langit
Gunung menjulang, berpayung awan
Oh indah pemandangan
Materi Teks Prosedur
LAYANG-LAYANG (Lagu)
Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang
Bermain, berlari, bermain layang-layang
Bermain kubawa ke tanah lapang
Hati gembira dan riang
Materi Laporan Hasil
Observasi
Dengan video “Semut”
atau “Anak Gajah”
Materi Biografi Tokoh
Dengan permainan tebak
gambar
Materi
Puisi Rakyat
Rasa
Sayange (Lagu)
Bunga mawar jangan
dipetik
Jikalau hanya buang di
jalan
Wahai engkau gadis yang
cantik
Bolehkah Abang ‘kan
berkenalan
Naik andong sangatlah
pelan
Hendak membeli salak dan
duku
Jika Abang ingin kenalan
Datanglah saja kau ke
rumahku
Brangkat pagi pulangnya
petang
Janganlah lupa meminum
jamu
Tungu Abang pasti kan
datang
Tunjukanlah alamat
rumahmu
Sungguh tajam pisau
belati
Tidaklah baik untuk
mainan
Abang pasti akan kunanti
Rumahku barat Cabdi
Prambanan
MERANCANG
RPP INOVATIF
•
RPP
Inovatif dapat dilihat terutama dari langkah-langkah pembelajaran (skenario
pembelajaran)
•
Pada
langkah pembelajaran termuat adanya penggunaan model dan metode yang kreatif
dan inovatif, serta penggunaan media yang sesuai
CONTOH SKENARIO
PEMBELAJARAN KD 3.5 DAN 4.5 CERPEN KELAS IX/1
1. Pertemuan Pertama: 3 JP
|
KEGIATAN
|
LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
(SAINTIFIK)
|
ALOKASI WAKTU
|
|
Pendahuluan
|
1.
Guru merespon salam khas sekolah yang dilakukan peserta
didik.
2.
Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin
berdoa.
3.
Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikhis peserta
didik untuk belajar dengan suasana
yang menyenangkan.
4.
Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah
dipelajari sebelumnya, yaitu teks pidato dengan cara menanyakan struktur teks
pidato.
5.
Guru menyampaikan tujuan/ kompetensi yang akan dicapai,
yaitu mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk cerpen dan menunjukkan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai sarana hiburan dan
dapat memperkaya jiwa dan menambah wawasan tentang aneka perilaku manusia.
6.
Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan, yaitu berdiskusi untuk mengidentifikasi
unsur-unsur pembentuk cerpen.
7.
Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu penilaian
pengetahuan dan sikap. Teknik penilaian ranah pengetahuan menggunakan tes tertulis, sedangkan penilaian sikap
menggunakan teksnik observasi/ pengamatan yang ditulis dalam jurnal.
|
12 menit
|
|
Inti
|
Mengamati
1.
Peserta didik mengamati tayangan sinematisasi cerpen
yang berjudul “Lelaki Berpayung dan Gadis yang Mencintai Hujan” dan mencatat
apa saja yang belum diketahui tentang tayangan tersebut.
2.
Peserta didik membaca teks cerpen “Lelaki Berpayung dan
Gadis yang Mencintai Hujan”
|
80 menit
|
|
Menanya
Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang
hal-hal yang belum diketahui terkait dengan unsur-unsur pembentuk teks
cerpen.
|
||
|
Mengumpulkan Informasi
Peserta didik berdiskusi kelompok untuk
mengumpulkan informasi/ data dengan cara membaca buku pelajaran dan mencari
materi yang berkaitan dengan unsur-unsur pembentuk teks cerpen melalui
internet.
|
||
|
Menalar/ Mengasosiasi
Peserta didik secara berkelompok menggunakan
data/ informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah dirumuskan.
|
||
|
Mengomunikasikan
1.
Peserta didik secara berkelompok menandai unsur-unsur
pembentuk cerpen “Lelaki Berpayung dan Gadis yang Mencintai Hujan” dengan menggunakan spidol warna.
2.
Peserta didik menuliskan hasil diskusi yang merupakan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan di kertas plano dan
ditempel di dinding kelas.
3.
Setiap kelompok saling membaca dan mengamati hasil
kerja kelompok lain dan menuliskan hasil pengamatan.
4.
Setiap kelompok membacakan hasil pengamatan
|
||
|
Penutup
|
1.
Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir
simpulan mengenai unsur-unsur pembentuk cerpen.
2.
Guru bersama-sama peserta didik melakukan refleksi,
yaitu identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang telah
diikuti.
3.
Guru guru memberikan umpan balik dalam proses dan hasil
pembelajaran dengan cara memberikan sepuluh soal pilihan ganda untuk
dikerjakan peserta didik.
4.
Guru menyampaikan tindak lanjut dari hasil evaluasi
berupa rencana kegiatan pengayaan dan remedial.
5.
Guru memberitahukan kegiatan belajar pada pertemuan
berikutnya, yaitu menyimpulkan unsur-unsur pembentuk teks cerpen.
6.
Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin
berdoa.
|
28 menit
|
2. Pertemuan Kedua: 3 JP
|
KEGIATAN
|
LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
(PEDAGOGI GENRE)
|
ALOKASI WAKTU
|
|
Pendahuluan
|
1.
Guru merespon salam khas sekolah yang dilakukan peserta
didik.
2.
Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin
berdoa.
3.
Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikhis peserta
didik untuk belajar dengan suasana
yang menyenangkan.
4.
Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah
dipelajari sebelumnya, yaitu tentang unsur-unsur cerpen.
5.
Guru menyampaikan tujuan/ kompetensi yang akan dicapai,
yaitu menyimpulkan unsur-unsur pembentuk cerpen dan menunjukkan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai sarana hiburan dan dapat
memperkaya jiwa dan menambah wawasan tentang aneka perilaku manusia.
6.
Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan, yaitu berdiskusi untuk menyimpukan unsur-unsur
pembentuk cerpen.
7.
Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu penilaian
keterampilan dan sikap. Teknik penilaian ranah keterampilan menggunakan tes tertulis, sedangkan penilaian sikap
menggunakan teksnik observasi/ pengamatan yang ditulis dalam jurnal.
|
12 menit
|
|
Inti
|
Membangun
Konteks
1.
Pesera didik diajak bermain tebak tokoh seorang pembaca
cerpen yang cukup terkenal (Dian Sastro)
2.
Peserta didik menyaksikan video pembacaan cerpen yang
berjudul “Jawaban Alina” karya Seno Gumira Ajidarma oleh Dian Sastro
3.
Peserta didik diminta menemukan salah satu unsur
pembangun cerpen tersebut.
|
90 menit
|
|
Menelaah
Model
1.
Peserta didik membaca dalam hati cerpen yang dibagikan
guru.
2.
Peserta didik menelaah unsur-unsur cerpen tersebut
beserta bukti atau alasan dengan dipandu oleh guru.
3.
Peserta didik menyimpulkan hasil telaah
|
||
|
Mengonstruksi
Terbimbing
1.
Peserta didik berkelompok untuk menyimpulkan
unsur-unsur cerpen yang dibagikan dengan pembimbingan guru.
2.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan
kelompok lain memberikan tanggapan.
3.
Peserta didik mendengarkan penguatan yang diberikan
guru tentang penyimpulan unsur-unsur cerpen yang telah dipresentasikan.
|
||
|
Mengonstruksi
Mandiri
Secara
mandiri, peserta didik menyimpulkan unsur-unsur cerpen yang dibagikan guru
sebagai bentuk penugasan yang akan dinilai guru
|
||
|
Penutup
|
1.
Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir
simpulan mengenai proses menyimpulkan unsur-unsur pembentuk cerpen.
2.
Guru bersama-sama peserta didik melakukan refleksi,
yaitu identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang telah
diikuti.
3.
Guru memberikan umpan balik dalam proses dan hasil
pembelajaran dengan cara memberikan pertanyaan secara lisan.
4.
Guru menyampaikan tindak lanjut dari hasil evaluasi
berupa rencana kegiatan pengayaan dan remedial.
5.
Guru memberitahukan kegiatan belajar pada pertemuan
berikutnya, yaitu menelaah struktur dan kebahasaan teks cerpen.
6.
Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin
berdoa.
|
18
|
|
TUGAS PESERTA WORKSHOP
1.
Buatlah skenario pembelajaran yang
menyenangkan dengan memanfaatkan model atau metode inovatif, media, dll.
2.
Implementasikan dalam pembelajaran.
3. Dokumentasikan proses dan hasil pembelajaran dalam bentuk
dokumen foto atau video, atau laporan tertulis.
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar