Sabtu, 09 Maret 2019

Pembelajaran Kreatif,Inovatif, dan Menyenangkan


Pembelajaran Kreatif,Inovatif, dan Menyenangkan


Murwati Widiani
Pengawas SMP
Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman

MGMP  Bahasa Indonesia MTs Kabupaten Sleman
21 November 2018



Ada sebait lagu yang dapat dikaitkan dengan teori pembelajaran:
Aku dengar, aku lupa
Aku lihat, aku ingat
Aku katakan, aku mengerti
Aku lakukan, aku bisa
(Tafsirkan maknanya)

PERNYATAAN CONFUCIUS:
 Apa yang saya dengar, saya lupa
 Apa yang saya lihat, saya ingat
 Apa yang saya lakukan, saya paham

MEL SILBERMAN (2001) memperluas pernyataan tersebut menjadi:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan saya mulai paham
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan
Apa yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai

Pembelajaran dengan Metode Saintifik (Panduan Pembelajaran SMP, 2016)
Pembelajaran yang terdiri atas kegiatan:
       mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin/perlu diketahui),
       menanya/ merumuskan pertanyaan,
       mengumpulkan informasi dengan satu atau lebih teknik,
       menalar/mengasosiasi (menggunakan data/informasi untuk menjawab pertanyaan/menarik kesimpulan),
       mengomunikasikan jawaban/kesimpulan.
       dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.



Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Metode Saintifik
1.    Berpusat pada siswa (aktif secara fisik dan mental);
2.    Membentuk student’s self concept;
3.    Menghindari verbalisme;
4.    Memberikan kesempatan untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip;
5.    Mendorong terjadinya peningkatan kecakapan berpikir siswa;
6.    Meningkatkan motivasi belajar siswa;
7.    Memberikan kesempatan untuk melatih kemampuan komunikasi
8.    Memungkinkan adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa;
9.    Melibatkan keterampilan proses sains; dan
10.  Melibatkan proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Contoh Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan)
3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan⁄atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.
Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan )
4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan⁄atau suasana pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan baik secara lisan maupun tulis.

Langkah Kegiatan
Mengamati:
1.    Bersama kelompok, siswa mencermati tabel contoh telaah struktur teks deskripsi.
2.    Siswa mencermati beberapa contoh pendahuluan dan contoh pola pengembangan teks deskripsi.



Menanya:
Siswa mengajukan pertanyaan tentang variasi struktur teks (variasi/ragam pendahuluan teks, pola pengembangan identifikasi, pola penutup.

Mengumpulkan informasi:
Siwa membaca beragam variasi identifikasi/pendahuluan, pengembangan rincian/deskripsi bagian, dan penutup/kesan umum teks deskripsi.

Menalar/Mengasosiasi:
1.    Siswa mendiskusikan ragam variasi bagian-bagian teks deskripsi.
2.    Setiap kelompok menuliskan hasil diskusi tentang variasi bagian-bagian teks deskripsi pada kertas plano.
3.    Siswa mencari kata bersinonim yang terdapat dalam teks deskripsi dengan membaca kamus atau sumber lain untuk mengisi tabel sinonim.
4.    Siswa berdiskusi menggali informasi dari berbagai sumber tentang prinsip penggunaan kata: kata depan, kata penghubung, kata umum-khusus; kalimat majas, tanda baca/ejaan)
5.    Siswa menyimpulkan hasil diskusi dan dituliskan pada kertas plano.

Mengomunikasikan:
1.    Siswa memajang hasil diskusi tentang telaah struktur teks deskripsi dan variasi pola pengembangan bagian-bagian teks deskripsi.
2.    Masing-masing kelompok saling kunjung karya sambil mengomentari ketepatan dan kekurangan karya kelompok lain dengan menempelkan kertas foxcit berisi komentar.


Catatan:
Langkah-langkah pada pembelajaran saintifik tidak harus selesai dilakukan untuk satu pertemuan.



MODEL-MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, INOVATIF
Inquiry/Discovery Learning
Kegiatan ini dimulai dari merumuskan pertanyaan (inquiry) dan dilanjutkan dengan kegiatan menemukan atau menyingkap jawaban (discovery).
Langkah-langkah Inquiry/Discovery Learning
Langkah
Deskripsi
Merumuskan pertanyaan
Merumuskan pertanyaan, masalah, atau topik yang akan diselidiki
Merencanakan
Merencanakan prosedur pengumpulan dan analisis data
Mengumpulkan dan menganalisis data
Aktivitas:
1. Pengumpulan fakta atau data  yang diperlukan,
2. Analisis data atau hasil
Menarik simpulan
Menarik simpulan-simpulan (jawaban atau penjelasan ringkas)
Aplikasi dan tindak lanjut
Menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk dicari jawabannya

Peran Guru dan Siswa dalam Inquiry/Discovery Learning
Dalam Inquiry/Discovery Learning, guru lebih berperan sebagai fasilitator, inspirator, pengarah, dan partisipan dalam merumuskan pertanyaan dan menemukan jawaban. Namun demikian, pada saat yang tepat (terutama apabila siswa belum terbiasa dengan metode ini) guru dapat memberi tahu, memberi konfirmasi, dan memberi umpan balik.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada identifikasi serta pemecahan masalah nyata, praktis, kontekstual, berbentuk masalah yang strukturnya tidak jelas atau belum jelas solusinya (ill-structured) atau open ended yang ada dalam kehidupan siswa sebagai titik sentral kajian untuk dipecahkan melalui prosedur ilmiah dalam pembelajaran, yang kegiatannya biasanya dilaksanakan secara berkelompok.
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
1.    Klarifikasi permasalahan
2.    Brain storming
3.    Pengumpulan informasi dan data
4.    Berbagi informasi dan berdiskusi untuk menemukan solusi pemecahan masalah
5.    Presentasi hasil, penyelesaian masalah
6.    Refleksi

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
       Pembelajaran Berbasis Proyek: pembelajaran yang menggunakan Proyek sebagai media untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
       Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.
       Produk yang dimaksud adalah hasil proyek berupa barang atau jasa dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain.
       Melalui penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek, siswa akan berlatih merencanakan, melaksanakan kegiatan sesuai rencana dan menampilkan atau melaporkan hasil kegiatan.

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
1.    Penentuan proyek
2.    Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
3.    Penyusunan jadwal (Create a Schedule)
4.    Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitor guru
5.    Penyusunan laporan & presentasi/ publikasi hasil proyek
6.    Evaluasi dan tindak lanjut proyek

Pembelajaran Pedagogi Genre (Pembelajaran Bahasa Indonesia)
Alur utama model pedagogi genre adalah dengan 4M:
1.    membangun konteks
2.    menelaah model
3.    mengonstruksi terbimbing
4.    mengonstruksi mandiri

Prinsip Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia
1.    Pertama, bahasa merupakan kegiatan sosial. Setiap komunikasi memiliki tujuan, konteks, dan audiens  tertentu yang memerlukan pemilihan aspek kebahasaan.
2.    Kedua, bahan pembelajaran yang digunakan bersifat otentik. Bahan didapat dari media massa (cetak dan elektronik); tulisan guru di kelas, produksi lisan dan tulis oleh peserta didik.
3.    Ketiga, proses pembelajaran menekankan aktivitas peserta didik yang bermakna. Peserta didik mengalami proses belajar yang efesien dan efektif secara mental dan eksperiensial.
4.    Keempat, dalam pembelajaran bahasa dan sastra, dikembangkan budaya membaca dan menulis secara terpadu. Dalam satu tahun membaca paling sedikit 4 buku (2 buku sastra dan 2 nonsastra) sehingga setelah lulus telah membaca paling sedikit 12 buku.

Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif memiliki lima variasi:
1.    Student Teams Achievement Divisions (STAD),
2.    Jigsaw,
3.    Group Investigation,
4.    Think Pair Share,
5.    Numbered Heads Together
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
1.    Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2.    Menyajikan informasi
3.    Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
4.    Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5.    Melakukan evaluasi
6.    Memberikan penghargaan

Model Jigsaw (1)
1.    Guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil
2.    Siswa dibagi ke dalam kelompok belajar kooperatif
3.    Membagi dalam bentuk kelompok-kelompok ahli

MODEL JIGSAW
Description: Hasil gambar untuk metode jigsaw



Model Jigsaw (2)
Langkah-langkah Pembelajaran
1.    Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2.    Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.    Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.    Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5.    Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.    Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.    Guru memberi evaluasi
8.    Penutup

Model Pembelajaran Group Investigation (1)
Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan (Jacob, et al., 1996), adalah:
1.    Siswa hendaknya aktif, learning by doing;
2.    Belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik;
3.    Pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetap;
4.    Kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa;
5.    Pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan prinsip saling memahami dan saling menghormati satu sama lain, artinya prosedur demokratis sangat penting;
6.    Kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata.

Model Pembelajaran Group Investigation (2)
1.    Grouping - menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber, memilih topik, merumuskan permasalahan
2.    Planning - menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa melakukan apa, apa tujuannya
3.    Investigation - saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi
4.    Organizing - anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis
5.    Presenting - salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan
6.    Evaluating - masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian pemahaman

THINK PAIR AND SHARE (FRANK LYMAN, 1985)
1.    Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2.    Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3.    Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4.    Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5.    Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para peserta didik
6.    Guru memberi kesimpulan
7.    Penutup

Model Numbered Heads Together (1)
       dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992)
       teknik ini untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat
       meningkatkan semangat kerja sama 
       digunakan pada semua mapel dan untuk semua tingkatan usia

Langkah-langkah Pembelajaran
1.    Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan tiap kelompok mendapat nomor urut.
2.    Guru memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok mengerjakannya.
3.    Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
4.    Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
5.    Tanggapan dari kelompok yang lain
6.    Teknik Kepala Bernomor ini juga dapat dilanjutkan untuk mengubah komposisi kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa-siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain.

Apa pun pendekatannya, modelnya, metodenya, sebuah pembelajaran haruslah dikemas menjadi pembelajaran yang menyenangkan.

Mengapa harus menyenangkan?
       Situasi pembelajaran dalam kelas, agar efektif dan optimal penyerapannya oleh peserta didik, harus menyenangkan.
       Di Indonesia, Joyfull learning disebut sebagai PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
(M. Gorky Sembiring, Menjadi Guru Sejati, 2009: 62)

Guru dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki sekolah atau guru untuk mewujudkan pembelajaran menyenangkan. Misalnya dengan BCM
       Bermain (menggunakan atau tanpa media)
       Bercerita
       Menyanyi

MEMBANGUN KONTEKS (pada pembelajaran berbasis genre)
Ada berbagai cara membangun konteks dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan KD atau materi yang akan dipelajari
Misal:
Materi Teks Deskripsi

PEMANDANGAN (Lagu)
Memandang alam dari atas bukit
Sejauh pandang kulepaskan
Sungai tampak berliku
Sawah hijau terbentang
Bagai permadani di kaki langit
Gunung menjulang, berpayung awan
Oh indah pemandangan

Materi Teks Prosedur
LAYANG-LAYANG (Lagu)
Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang
Bermain, berlari, bermain layang-layang
Bermain kubawa ke tanah lapang
Hati gembira dan riang

Materi Laporan Hasil Observasi
Dengan video “Semut” atau “Anak Gajah”

Materi Biografi Tokoh
Dengan permainan tebak gambar

Materi Puisi Rakyat
Rasa Sayange (Lagu)

Bunga mawar jangan dipetik
Jikalau hanya buang di jalan
Wahai engkau gadis yang cantik
Bolehkah Abang ‘kan berkenalan

Naik andong sangatlah pelan
Hendak membeli salak dan duku
Jika Abang ingin kenalan
Datanglah saja kau ke rumahku

Brangkat pagi pulangnya petang
Janganlah lupa meminum jamu
Tungu Abang pasti kan datang
Tunjukanlah alamat rumahmu

Sungguh tajam pisau belati
Tidaklah baik untuk mainan
Abang pasti akan kunanti
Rumahku barat Cabdi Prambanan
MERANCANG RPP INOVATIF
       RPP Inovatif dapat dilihat terutama dari langkah-langkah pembelajaran (skenario pembelajaran)
       Pada langkah pembelajaran termuat adanya penggunaan model dan metode yang kreatif dan inovatif, serta penggunaan media yang sesuai

CONTOH SKENARIO PEMBELAJARAN KD 3.5 DAN 4.5 CERPEN KELAS IX/1

1.  Pertemuan Pertama: 3 JP
 KEGIATAN
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
(SAINTIFIK)
ALOKASI WAKTU
Pendahuluan
1.   Guru merespon salam khas sekolah yang dilakukan peserta didik.
2.   Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin berdoa.
3.   Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikhis peserta didik  untuk belajar dengan suasana yang menyenangkan.
4.   Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu teks pidato dengan cara menanyakan struktur teks pidato.
5.   Guru menyampaikan tujuan/ kompetensi yang akan dicapai, yaitu mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk cerpen dan menunjukkan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai sarana hiburan dan dapat memperkaya jiwa dan menambah wawasan tentang aneka perilaku manusia.
6.   Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu berdiskusi untuk mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk cerpen.
7.   Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu penilaian pengetahuan dan sikap. Teknik penilaian ranah pengetahuan menggunakan  tes tertulis, sedangkan penilaian sikap menggunakan teksnik observasi/ pengamatan yang ditulis dalam jurnal.
12 menit
Inti
Mengamati
1.   Peserta didik mengamati tayangan sinematisasi cerpen yang berjudul “Lelaki Berpayung dan Gadis yang Mencintai Hujan” dan mencatat apa saja yang belum diketahui tentang tayangan tersebut.
2.   Peserta didik membaca teks cerpen “Lelaki Berpayung dan Gadis yang Mencintai Hujan”
80 menit
Menanya
Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui terkait dengan unsur-unsur pembentuk teks cerpen.
Mengumpulkan Informasi
Peserta didik berdiskusi kelompok untuk mengumpulkan informasi/ data dengan cara membaca buku pelajaran dan mencari materi yang berkaitan dengan unsur-unsur pembentuk teks cerpen melalui internet.
Menalar/ Mengasosiasi
Peserta didik secara berkelompok menggunakan data/ informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.
Mengomunikasikan
1.   Peserta didik secara berkelompok menandai unsur-unsur pembentuk cerpen “Lelaki Berpayung dan Gadis yang Mencintai Hujan”  dengan menggunakan spidol warna.
2.   Peserta didik menuliskan hasil diskusi yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan di kertas plano dan ditempel di dinding kelas.
3.   Setiap kelompok saling membaca dan mengamati hasil kerja kelompok lain dan menuliskan hasil pengamatan.
4.   Setiap kelompok membacakan hasil pengamatan

Penutup
1.   Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai unsur-unsur pembentuk cerpen.
2.   Guru bersama-sama peserta didik melakukan refleksi, yaitu identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang telah diikuti.
3.   Guru guru memberikan umpan balik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara memberikan sepuluh soal pilihan ganda untuk dikerjakan peserta didik.
4.   Guru menyampaikan tindak lanjut dari hasil evaluasi berupa rencana kegiatan pengayaan dan remedial.
5.   Guru memberitahukan kegiatan belajar pada pertemuan berikutnya, yaitu menyimpulkan unsur-unsur pembentuk teks cerpen.
6.   Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin berdoa.

28 menit

2. Pertemuan Kedua: 3 JP
    KEGIATAN
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
(PEDAGOGI GENRE)
ALOKASI WAKTU
Pendahuluan
1.   Guru merespon salam khas sekolah yang dilakukan peserta didik.
2.   Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin berdoa.
3.   Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikhis peserta didik  untuk belajar dengan suasana yang menyenangkan.
4.   Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu tentang unsur-unsur cerpen.
5.   Guru menyampaikan tujuan/ kompetensi yang akan dicapai, yaitu menyimpulkan unsur-unsur pembentuk cerpen dan menunjukkan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai sarana hiburan dan dapat memperkaya jiwa dan menambah wawasan tentang aneka perilaku manusia.
6.   Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu berdiskusi untuk menyimpukan unsur-unsur pembentuk cerpen.
7.   Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu penilaian keterampilan dan sikap. Teknik penilaian ranah keterampilan menggunakan  tes tertulis, sedangkan penilaian sikap menggunakan teksnik observasi/ pengamatan yang ditulis dalam jurnal.

12 menit
Inti
Membangun Konteks
1.   Pesera didik diajak bermain tebak tokoh seorang pembaca cerpen yang cukup terkenal (Dian Sastro)
2.   Peserta didik menyaksikan video pembacaan cerpen yang berjudul “Jawaban Alina” karya Seno Gumira Ajidarma oleh Dian Sastro
3.   Peserta didik diminta menemukan salah satu unsur pembangun cerpen tersebut.

90 menit
Menelaah Model
1.   Peserta didik membaca dalam hati cerpen yang dibagikan guru.
2.   Peserta didik menelaah unsur-unsur cerpen tersebut beserta bukti atau alasan dengan dipandu oleh guru.
3.   Peserta didik menyimpulkan hasil telaah

Mengonstruksi Terbimbing
1.   Peserta didik berkelompok untuk menyimpulkan unsur-unsur cerpen yang dibagikan dengan pembimbingan guru.
2.   Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain memberikan tanggapan.
3.   Peserta didik mendengarkan penguatan yang diberikan guru tentang penyimpulan unsur-unsur cerpen yang telah dipresentasikan.

Mengonstruksi Mandiri
Secara mandiri, peserta didik menyimpulkan unsur-unsur cerpen yang dibagikan guru sebagai bentuk penugasan yang akan dinilai guru

Penutup
1.   Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai proses menyimpulkan unsur-unsur pembentuk cerpen.
2.   Guru bersama-sama peserta didik melakukan refleksi, yaitu identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang telah diikuti.
3.   Guru memberikan umpan balik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara memberikan pertanyaan secara lisan.
4.   Guru menyampaikan tindak lanjut dari hasil evaluasi berupa rencana kegiatan pengayaan dan remedial.
5.   Guru memberitahukan kegiatan belajar pada pertemuan berikutnya, yaitu menelaah struktur dan kebahasaan teks cerpen.
6.   Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin berdoa.

18



TUGAS PESERTA WORKSHOP

1.    Buatlah skenario pembelajaran yang menyenangkan dengan memanfaatkan model atau metode inovatif, media, dll.
2.    Implementasikan dalam pembelajaran.
3.    Dokumentasikan proses dan hasil pembelajaran dalam bentuk dokumen foto atau video, atau laporan tertulis.






 












Tidak ada komentar: